Sistem Bilangan
Desimal
Dalam
kehidupan
sehari-hari
kita
sudah
akrab
dengan
sistem
bilangan
desimal,
yaitu
sistem
bilangan
dengan
basis-10 atau
radik-10. Sistem
bilangan
ini
menggunakan
simbol/angka
0,1,2,3,4,5,6,7,8, dan 9.
Meskipun
sistem
bilangan
desimal
sudah
sangat
akrab
dengan
kita,
namun
tidak
mudah
untuk diterapkan
pada
mesin-mesin
elektronika
digital. Sistem
bilangan
yang paling mudah diterapkan
pada
mesin
digital adalah
sistem
bilangan
biner
(basis-2), di mana hanya
menggunakan
simbol/angka
0 dan
1. Hal ini
sesuai
dengan
dua
keadaan
switching di dalam mesin.
Sistem Bilangan
Basis-n
Untuk
memudahkan
pembahasan
kita
membagi
sistem
bilangan
menjadi
basis-10 dan
basis-n, di mana n >=2 dan
n !=10, sehingga
dikenal
sistem
bilangan
basis-2, basis-3,…,basis-8,…basis-16 dan seterusnya.
Semua
sistem
bilangan
tersebut tergolong
sistem
bilangan
berbobot,
artinya
nilai
suatu
angka
tergantung
dari
posisi
relatifnya
terhadap
koma
atau
angka
satuan.
Contoh
pada
angka
525.65 angka
5 paling kiri
berbobot
lima
ratusan dan angka
5 kedua
berbobot
lima satuan,
dan
angka
5 paling kanan
berbobot
5 per seratusan.
Konvensi Notasi
- Gunanya untuk membedakan antara sistem bilangan satu dengan lainnya .
- Basis-2 dipakai index 2 contoh 110102 atau #b11010
- Basis-8 dipakai index 8 contoh 30718
- Desimal dipakai index 10 contoh 907110 atau 9071
- Hexadesimal dipakai index 16 contoh C07D16 C07Dh atau #C07D atau $C07D atau HC07D atau CO7DH
Sistem Bilangan
basis-10 (Desimal)
Memiliki
simbol
anagka
sebanyak
sepuluh:
0,1,2,3,4,5,6,7,8, dan 9.
Nilai
suatu
bilangan
dinyatakan
sebagai
∑(N x 10a) dengan
N=0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan a=…-3,-2,-1,0,1,2,3,… (bilangan
bulat
yang menyatakan
posisi
relatip
N terhadap
koma
atau
satuan).
Contoh:
32510 = 3
x 102 + 2
x 101 + 5
x 100
=
3 x 100 + 2 x 10+ 5 x 1 = 300+20+5
Contoh:
32,510 = 3
x 101 + 2
x 101 + 5
x 10-1
=
30 + 2 + 5/10
Mempunyai
simbol
sebanyak
dua
: 0 dan
1
Nilai
suatu
bilangan
dinyatakan
sebagai
∑(N x 2a)
dengan
N=0,1 dan
a=…-3,-2,-1,0,1,2,3,… (bilangan
bulat
yang menyatakan
posisi
relatip
N terhadap
koma
atau
satuan).
Contoh:
11012=1x23+1x22+0x21+1x20
Sistem Bilangan basis-8 (oktal)
Mempunyai
simbol
sebanyak
delapan
:
yaitu
0,1,2,3,4,5,6, dan 7
Nilai
suatu
bilangan
dinyatakan
sebagai
∑(N
x 8a) dengan
N=0,1 ,2,3,4,5,6,7,8 dan a=…-3,-2,-1,0,1,2,3,… (bilangan
bulat
yang menyatakan
posisi
relatip
N terhadap
koma
atau
satuan).
Sistem Bilangan
basis-16 (hexadesimal)
Mempunyai
simbol
sebanyak
enam belas
: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,a,b,c,d,e,f
Nilai
suatu
bilangan
dinyatakan
sebagai
∑(N x 16a)
dengan
N=0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,a,b,c,d,e,f dan
a=…-3,-2,-1,0,1,2,3,… (bilangan
bulat
yang menyatakan
posisi
relatip
N terhadap
koma
atau
satuan).
Contoh:
1C0916=1x163+12x162+0x161+9x160
Konversi bilangan desimal ke biner
• Cara-1:
praktis
untuk
bilangan
kecil:
(bilangan)10 = ∑(N
x 2a)
Contoh:
9810 = ∑(N x 2a)
= 1x26+1x25+0x24+0x23+0x22+1x21+0x20
=
11000102
• Cara-2
98/2
= 49, sisa
0
49/2
= 24, sisa
1
24/2
= 12, sisa 0
12/2
= 6, sisa
0
6/2
= 3, sisa
0
3/2
= 1, sisa
1
1/2 = 0, sisa 1
Jadi 9810
= 1 1
0 0 0 1 02
(dibaca dari
sisa terakhir, perhatikan warna)
Konversi
bilangan
desimal
ke
oktal
• Cara-1: praktis
untuk
bilangan
kecil:
(bilangan)10 = ∑(N
x 8a)
Contoh:
136810 = ∑(N x 8a)
= 2x83+5x82+3x81+0x80
=
25308
Jadi:
136810
= 25308
• Cara-2:
1368/8
= 171, sisa
0
171/8
= 21, sisa
3
21/8
= 2, sisa
5
2/8
= 0, sisa
2
Jadi:
136810
= 25308
Konversi bilangan desimal ke Hexadesimal
Untuk konversi ke hexadesimal, caranya sama seperti perhitungan diatas hanya saja nilai untuk mencarinya diganti 16.
Cara-1: praktis untuk bilangan kecil:
(bilangan)10 = ∑(N x 16a)
• Cara-2:
Nilai Desimal/16 = Hasil pembagian, sisa Pembagian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar